Hadiah Dari Allah




Hadiah Dari Allah

"Kris ini jaket siapa dipake?"
"Punya teman Bang ."
"Aduh jangan pakein barang barang orang lain,  Pake aja punya sendiri !"
" Boleh ko sama dia Bang "
"Iya tau, tapi kita harus belajar menikmati apa yang kita punya. Belajar Bersyukurlah.!
Banyak ko baju dan jaket kita, udah deh besok besok jangan pake punya oang lagi ya..!"
"Ya bang..!
Dia pun pergi kemudian mengambil Al Quran Lalu bergabung dengan teman teman untuk menghafal.
Aku hanya bisa diam dan memperhatikan setiap komat kamit mulutnya yang terlihat letih menghafal AlQuran seharian.
Ku tarik nafas pelan pelan sambil memejamkan mata seraya berdoa.
"Ya Allah ....Aku Minta Uang untuk beli Jaket Adeku"
"Kasian dia pingin Jaket baru."

dua hari kemudian, 

Setelah menimati nikmatnya nasi goreng di pagi hari sambil menyeruput teh panas
di rumah Kalis dan Gea murid privat ahad pagi, rumah yang tak jauh dari pesantren tempat aku tinggal dan bekerja disana., sudah sekitar jam tujuh , sudah waktuny aku harus pulang dan mengerjakan kegiatan berikutnya. 

"Pak saya pamit ya..! makasih Nasi gorengnya enak banget. Pedas unik dengan rasa rendang terus makin mantap dengan irisan pete muda."
"Hahahaha ..ini memang spesial buat Mas Kus.
udah sebulan lebih gak main kerumah serta ngajarin anak anak."
Sabil mengantar ke pintu gerbang dengan sangat ramah beliau membuka pintu lalu menput pundaku sambil berkata
"Mas Kus ..!
Ya..pak.
"ini ada hadiah buat Maskus dari ibunya anak anak..!"
"Ah jadi merepotkan ..tapi makasih banyak ya pak.!"
Sebungkus plastik putih berisi buah buahan
ku terima dengan senang hati.
ku cantelkan di depan jok motor kemudian ku gas motor yang sudah menyala dari awal pamitan tadi.
Aku mengucap salam smbil melambaikan tangan . Sapaan khas beliau yang aku tiru jika bertemu atau berpisah.
Orang yang ramah dan sangat peduli dengan pendidikan anak anak dan keponaannya tenantang agama .
Itu lah sebabnya aku di minta untuk mengajarkan hafalan Al Quran pada mereka.
Sampai di rumah
Ku buka bingkisan itu dan di sela sela buah buahan terselip amplop berwaran putih .
tanpa ragu ku ambil lalu ku robek pelan pelan
dan Aku kaget karena isinya......
lembaran kertas merah yang kurang lebih bisa di gunakan untuk membeli smartphone.
MasyaAllah ....Alhamdulillah.
tiba tiba
HP ku berdering dan ternyata ada pesan Whatsapp masuk.
"MaKus semoga uangnya ada manfaatnya ya.."

langsung ku ingat Adek ku
Lalu ku belikan Jaket dan baju baju sebagi hadiah untuk nya.
Hatiku gerimis khawatir tak mampu membahagilkan si kecil kesangan mama.
trimakasih ya Allah atas rezki yang luas tanpa batas.
yang telah di karuniakan ke pada Ku.

Untuk adek Ku.
sang penghafal Al Qur'an.

0 komentar:

Mahkota Ayah Bunda




Ada dua orang laki laki duduk berhadapan. Di rumah mungil berdinding papan dan berlantai tanah. Pintu rumah sengaja di buka agar asap dari tungku bisa keluar dan tidak membuat pengap seisi ruangan. 


"Pa.. Lagi sibuk gak? Aku mau cerita .!"
"Enggak sibuk sih, tapi nanti mau ke ladang ikut? "


Jawabnya dengan penuh semangat dan sumringah. Itu lah pekerjaa Bapakku sebagi pentani Karet dan sawit di negri melayu Riau yang terhampar luas dengan pertanian khasnya. Ku rasa ini kesempatan yang baik untuk menyampaikan keinginanku gumamku dalam hati.

"Hmmm Pa. 

Ini Aku mau pamit, aku mau ke Depok..!"
" mau ngapain jauh banget.? "

"Aku mau ke pesantren, Aku mau ngafal Al Quran ! "
"Udah lah gak usah jauh jauh. Di sini aja! "
"Bapa taukan dari dulu aku pingin kuliah? udah setahun kerja gini-gini terus gak ada perubahan, Mumpung ada kesempatan Pa. Setelah 2 tahun selesai Hafal Quran, Mau lanjut cari kerjaan terus kuliah di sana! "

Senyum sumringah berubah total memerah padam. Aku lihat ada kemarahan dimatanya. Suasana rumah yang tenang tiba-tiba menegangkan. dan aku benar benar takut.

Aku tak berani berkat apa apa, yang ku tunggu adalah kalimat yang keluar dari mulutnya dan pasti sangat mengagetkan. 

Tiba tiba ia berdiri mengadap pintu dan berkata dengan sangat lirih.


"Maaf ya nak, Bapak gak mampu biayain kamu kuliah".
Aku benar benar tekejut dengan jawaban itu, kulihat air matanya mengalir deras. Aku hanya bisa merasa bersalah karena ucapan ku tadi. Tiba tiba Mamaku keluar dari kamar sambil duduk di sampingku dan mengusap usap rambutku.

"Pi.. Kalau memang mau pergi , ya pergilah. ! Mama sama Bapak sebenarnya senang anak nya rajin belajar dan mau bekerja keras"

Tapi mama tuh lagi khawatir seperti berita di TV. Lagi musimnya Teroris. Mama gak mau kamu ikut ikutan kayak gitu , pulang belajar agama bukan jadi anak baik malah suka mengkafir kafirkan orang. Nanti punya anak istri di telantarin alasannya pergi berakwah berulan bulan. Mama gak Mau kau kayak gitu nak." 

"Enggak Maa..! "

“Ini bener ko. Bukan Teroris. Bukan seperti yang mama pikir . insyaAllah bekal ilmu ngaji di Mushala sama Mang Amat cukup untuk bisa menbedakan mana ayang baik dan mana yang nyimpang."


Ini juga di kasih tau dari Pak Mahmud , guru SMA. Yang calon DPRD dari PKS itu loh Maa.!

“Aku yakin dengan AlQuran, hidup kita bis berubah Ma..! bahkan di akhirat orang tua yang anaknya menghfal Quran akan di beri mahkota dan jubah yang sangat mulia dan bercahaya. “

Tanpa tersadar ku jelaskan dengan penuh kehati hatian. Aku pun mulai menangis. Aku tak sanggup menatap wajah mereka. wajah yang selama ini tersenyum memberikan kekutan untuk ku agar bisa belajar memaknai hidup hingga saat ini.
Mama dan Bapa hanya bisa diam mendengarkan penjelasanku, yang ku tuturkan dengan penuh lemah lembut.

Tiba tiba adzan Dzuhur berkumandang, terdengar dari masjid besar yang tak jauh dari rumahku. Suara Muadzin yang mengayun indah menambah kaharuan suasana di rumah ini. Ada ketegangan yang tiba tiba berubah menjadi lebih menenangkan.

Tiupan angin semilir dari pintu dan jendela kayu seolah ikut mengiringi indahnya lafadz adzan yang menyapu bersih perasaan gundah di rumah mungil ini.

"Pak Aku ke masjid duluya..! 
Ini ada surat izin orang tua yang tinggl di tanda tangani silahkan di pikir pikir ya Pak.. Ya Ma..!


“Izin mama dan bapak ada di ujung pena ini, kalau ada tanda tangan berarti aku berangkat , kalu enggak ada tandatangan , aku batal berangkat.

Ku langkahkan kaki menuju menuju panggilan Allah dengan penuh semangat, setelah selesai shalat aku berdoa agar semuanya dimudahkan oleh Allah.

Ingin rasanya ku berlama lama di masjid ini, ku ambil Al Quran diatas mimbar lalu ku baca surat Yasin , surat yang menjadi andalanku ketika hati sedang gundah gulanah.

Aku pun pulang kerumah dengan senyuman yang baru denga hati yang lebih lapang dan siap menerima segala keputusan yang ada.

“ Mama ..! Bapa mana ?”
“Bapak udah pergi keladang , buru buru habis shalat tadi ?

“Ko surat nya belum d tanda tangani ?,
gak boleh berngkat ya , ya udala gapapa !

“pulpennya mana ?” kamu ngasih kertas gak ngasih pulpen ?
“Oowwh iyaa lupa ..! hahhaha

………………BERSAMBUNG ………………………..

0 komentar:

Gara-Gara Gak Percaya Ustadz



Gara-Gara Gak Percaya Ustadz

Aku pulang dari kampus, seperti biasa di temani si motor imut yang ompong.
istilah kerennya "matic."Ku gas motorku biar melaju cepat karena perutku sudah mulai protes. Mungkin karena kangen sama nasi dan ayam yang sudah menari-nari di bayanganku.


Motor motor keren kulewati dengan mudahnya ada Ninja, CBR, Vixion, serta masih banyak lagi, tapi males nyebutin namanya. Bagiku mereka gak ada apa apa nya, ya iyalah motor nya lagi pada parkir di warung bakso, Haha

Kurang lebih 15 menit menikmati perjalalan di ramainya kota jakarta, tiba-tiba motorku mendadak batuk batuk. Aku sudah mulai panik. 

"Looh ini motor kan udah di service minggu lalu, ko ngajak ribut".?

Ku nyalakan lapu send ke kiri, yang artinya aku minggir sebentar. Dan ternyata benar. 
" Aghhhhhh.... Aku lupa isi bensin! "

Mau ngomong kasar tapi tidak boleh. Ya memang aku di didik dalam lingkungan keluarga yang sangat santun, lemah lembut dan sangat beradab. Mama ku mengajari agar baik hati dan tidak sombong. Yang paling penting suka menabung.


Haha itulah yang membuat aku hemat mentraktir minum motor ini. Tapi bener ya, Aku bukan pelit ! tapi benar benar lupa.

"Masa iya aku harus dorong motor sampai rumah?"
"Gak ada teman lagi.? "Ahaii.... Tiba tiba aku dapat ide... Haha


Ku Buka aplikasi Ojek Online di Smartpphone ku. Tapi kayak nya gak jadi deh.. Masa iya Gojek mau kirim bensin.? Lagian HP Ku udah sakaratul maut, batrenya 13 % lagi. 
Auuhhh.... Kacau.....


Aku hanya bisa memandang indahnya cahaya rembulan, angin semilir membelai mesra rambutku, tatapan langit yang anggun seolah iya berkata tenanglah wahai sahabat aku ada untukmu.

Hahaha sok sastra banget ya, padahal sih gak gitu-gitu amat . Yang ada Cuma lampu merah, mobil macet, dan motor yang dengan kenalpot blong yang bikin berisik dan yang paling ngeselin orang- orang yang gak peduli dengan nasibku.

Sambil ku dorong dengan semangat sambil menghibur diri dengan membaca Surah Al Waqiah. 
Dengan irama meniru Murotal Syaikh Misyari Rasyid. Tiba tiba terngiang pesan Ust. Yusuf Mansur yang sering ku dengar di youtube.


“Kalau Kita Punya masalah kita gak datang ke Allah, itu artinya kita tidak mengenal Allah, 
“sebaik kita mengenal makanan di waktu kita lapar !”


“Kita tidak mengenal Allah ,sebaik kita mengenal minuman saat kita haus.”
“Kita gak mengenal Allah, sebaik kita mengenal Dokter ketika kita sedang sakit.”
“Kalau di pikir2 dokter juga gak pinter pinter amat.”


“Begitu kita datang ke dokter, tuh dokter pasti tanya ke kita , kamu sakit apa? Coba kalau kita datang ke Allah, Allah mah gak perlu tanya ke kita, kenapa ?”
“Karena Allah sudah maha Tau. ”


Tiba tiba aku sadar dan semakin bersamangat mengingat Allah dengan cara melanjutkan bacaan Al Waqiah yang sudah lama aku hafal

Dan tak di Duga , hal luar biasa yang aku lakukan Akhirnya aku dorong motor juga!
Parahnya ada banyak tanjakan lagi....!

"Hmmm Dasar Ustadz Yusuf Mansur,...! 
"Kata nya kalau kita datang ke Allah, kita bakalan di tolong.."


"Mana bukti nya?? Yang ada aku cape dorong motor sampe keringatan. "
Bener deh capek banget, dorong motor sendirian dengan perut yang udah mulai keroncongan, ku lihat kekanan dan kekiri gak ada warung sama sekali.

Yang ada cuma bangunan tinggi dan rumah bertembok yang gak mungkin di singgahi, walau hanya untuk meminta minu agar menghilanngkan rasa haus yang sudah setia mengikuti dari dorongan pertama hingga berhenti untuk parkir di trotoar pinggir jalan raya.
Owaalaaah Nasib , Nasib !

Tiba tiba datang motor RX king menghampiriku , aku wasapada jangan jangan begal. Kalau pun benar begal Aku bakalan kasih aja motornya biar dia capek dorong hahaha. Tapi kecurigaanau harus ku tepikan , barangakali dia punya niatan baik.

“Mas Kenapa motornya, bocor atau habis bensin ?”
Nada bertanyanya terdengar sangat lembut, namun aku gak bisa lihat wajahnya kerean bertoppeng masker hitam, dan helm yang belum di lepas dari kepalanya.


“Haha habis bensin Bang ?” 
“Yuk Gue dorong ?”
“Gimana caranya ?”
“Gue dorong pake kaki, step sebelah kanan ya..!”
“Seriusan bang ? Pombensin masih jauhkan , ntar capek loh ?”


Jawabku basa basi tapi puh harap hehe, 
Tenang aja gampang itu mah ..!

Di dorongnya motorku dengan penuh semangat, aku benar benar berasa dapat rezeki nomplok, masih ada orang baik di jakarta, haha
“Bang masih jauh ?”


tanyaku memastikan agar aku tak khawatir kakinya pegel atau bahkan kram, dan aku tau pombensin itu benar benar masih jauh ! setidaknya bisa mendengarkan empat sampai lima lagu di HP yang biasa ku putar pake headset.

aku benar benar takjub dengan kejadian ini, Allah benar benar mengatur dengan sangat sempurna, ditengah- tengah keputus asa an , Allah kirimkan satu mahluk hanya untuk mendorong motorku, dan aku gak sanggup berkata apa apa kecuali “ Alhamdulillah.

Ternyata kata Ustadz Yusuf Mansur beneran,
“kalau kite yakin ke Allah, Dia bakalan tolong kite” gak pake nanti gak pake tapi, “Kun” kata Allah, “Fayakun” yang terjadi. ! jajal aje.


Dengan logat betawinya yang bikin ceramah mudah di cerna oleh banyak orang tak pandang usia tak pandang jabatan.

“Mas dah sampe noh , gue duluan ya...!” setengah teriak dan aku agak kaget di buatnya.
Belum sempat aku bertanya banyak, siapa namanya , tinggal dimana, tiba tiba dia kabur aja, ngebut gak mungkin bisa di kejar.
Ya bang makasih banyak yaaaa.....!


Coretan Santri

0 komentar: