Rintik hujan begitu setia menemaniku dalam kesepian . Aku yang duduk di depan jendela seorang diri mengumpulkan kenangan indah bersama teman teman selepas pulang sekolah dengan begitu ceria.
ya itulah yang ku bayangkan. seandainya ini sedang terjadi alangkah bahagianya aku.
Tapi sungguh ini hanyalah kenangan yang tak mungkin bisa terulang.
Angin bertiup kencang memebelai rambutku, seolah angin ingin memeluku lalu berkata "tenang lah sahabat bahagiamu ada pada masa depan bukan pada kenangan masalalu"
Aku pun tersenyum sesaat, walau airmata telus mengalir membasahi pipi. Sementara mataku semakin sendu menatap tetesan hujan yang semakin deras.
"Pi tutup jendelanya, nanti airnya masuk loh kerumah.! " seru Ibuku dari dapur, seraya membawakan teh hangat dan pisang goreng yang di sodorkan tepat di sampingku.
"Biarin" jawabku ketus
"Nih makan enak loh.. Pisang goreng nya manis..!
"Ma Aku mau pulang.. !"
"Pulang kemana ? Kan ini rumah kita?
"Ma Aku mau pulang ke jawa! Aku gak betah di sini.! Di sini gak ada teman. di sini gak ada sepeda! "
"Sayang dengar Mama ya, kamu tau kita ada di mana sekarang?"
aku pun menggelengkan kepala sambil berbalik badan.
Kita sedang di Riau. Jauh kalau pulang ke jawa, butuh banyak duit kesana.!
Kamu juga tau kan?
Mah aku gak betah di sini.. !
Sayang di sini kita baru seminggu ,wajar kalau gak betah. Tapi lama lama kita pasti betah. Lihat tuh. ! pohon Nangka dan Rambutan sedang berbuah.! Kalau sudah matang kamu bisa makan sepuasnya.!
Di depan rumah juga ada sungai. kamu bisa latihan berenang dan menangkap ikan untuk kita panggang ,nanti mama buat kan sambal yang enak.
Iya tapi aku gak punya teman, aku gak betah di sini.
Sayang besok kita ke sekolah SD ya, Bapak yang antar naik Mini Bus. Kamu daftar sekolah di sana, nanti kamu punya banyak teman baru.
Ma buka pintu, bapak bawain oleh oleh nih buat kalian. !
Mama langsung membuka pintu , Lalu terkejut dengan belanjaan sekarung.
Apa ini Pak? Loh ko banyak banget belanjanya. ?
ma ini buat keperluan dapur seminggu.
Pi sini, ini ada baju seragam merah putih
Sepatu, dasi dan topi. giamana kamu senang.?
Pa Ma, aku gak betah aku mau pulang. !
Wajah Bapak yang sumringah berubah merah padam. !
Hampir saja baju Seragam itu di lempar, tapi mama dengan tenang membujuk
Pah Ganti baju dulu ya.. !
Mama udah siapin teh panas dan pisang goreng.
aku benar takut,ku hampiri Mama dan ku peluk erat erat. tapi tangisku malah menjadi jadi, Mama ,Bapak nakal huhuhuhu...!
Aku mau pulang, aku gak mau di sini, di sini di hutan. Adanya cuma sawit,
Di sini sini gak ada teman, ma... !Di sini banyak monyet. Nanti kalau monyetnya jahat gimana?
Ma aku mau pulang aku gak mau di sini.. Maaa..!
Udah cup cup, anak mama yang ganteng gak boleh cengeng. Kan kemarin juara satu masa sekarang , masa anak pinter nangis.
Udah ya.. Mama mau masak Ayam, Bapak beli ayam barusan harus cepat cepat di masak biar gak bau.
Aroma masakam Mama membuat perutku keroncongan, ayam goreng sambal terasi dengan lalapan kol dan mentimun menggugah selera bagi siapa yang melihatnya.
Nasi putih masih ngepul dengan asapnya yang wangi. Nasinya empuk sekali, apalagi ini di masak dengan tunggu kayu bakar.
Belum lagi ada beberapa helai petai, yang berbaris rapi diatas piring benar benar membuatku makin bernafsu untuk menyantapnya.
Mama ku benar benar menghiburku dengan berbagai cara agar Aku bisa betah tinggal di sini, Di Propinsi Riau, tapi bukan di Pusat kota, bukan juga di perkampungan. Tapi tinggal di ladang dengan hamparan pohon sawit yang luas.
Tak ada rumah rumah di ladang ini kecuali rumah yang kami tempati.
Tidak ada listrik, apalagi TV, tidak ada teman main. Yang ada hanya kicauan burung ,dan suara monyet monyet bertengkar. Sesekali ku lihat banyak babi bergerombolan mencari makan tepat di depan rumah ku, yang hanya berjarak dua puluh meter dari jarak pandangku.
bagaimana Aku akan betah tinggal di tempat seperti ini. ?
0 komentar: